Sebagian orang tua memilih memperkenalkan aktivitas berenang pada anak-anaknya sejak dini. American Academy of Pediatrics (AAP) menganjurkan agar anak-anak yang berusia satu tahun ke atas untuk belajar berenang. Namun, tetap tidak direkomendasikan untuk mengajari anak dan bayi yang masih berusia di bawah satu tahun untuk berenang. Berenang juga memberikan banyak manfaat termasuk meningkatkan fungsi kognitif anak, melatih otot anak, meningkatkan koordinasi dan keseimbangan serta kepercayaan diri anak.
Namun karena bayi belum bisa berenang, orang tua atau pengasuh kerap memasangkan pelampung di leher bayi, tujuannya agar bayi tetap mengapung dan aman selama berada di dalam air. Saat ini ada berbagai merk pelampung leher bayi yang bisa dibeli dengan bebas, namun apakah pelampung leher bayi aman digunakan?
Amankah Bila Bayi Menggunakan Pelampung Leher?
Penggunaan pelampung leher bayi memberikan rasa aman yang palsu bagi orang tua, karena mereka menganggap bayi akan tetap bisa mengapung dan tidak akan tenggelam. Padahal, risiko bayi terbalik, kesulitan bernapas, mengalami cedera leher akibat penggunaan pelampung leher akan tetap ada, apalagi jika orang tua membiarkan bayi di dalam air tanpa pengawasan orang dewasa.
FDA baru-baru ini mengeluarkan peringatan bahaya dan risiko penggunaan pelampung leher bayi di antaranya:
- Penggunaan pelampung leher bayi, khususnya pada bayi dengan keterlambatan perkembangan atau berkebutuhan khusus dapat menyebabkan cedera serius hingga kematian.
- Penggunaan pelampung leher bayi pada bayi dengan keterlambatan perkembangan atau berkebutuhan khusus meningkatkan risiko terjadinya cedera leher.
- Belum ada penelitian yang dipercaya dan dievaluasi oleh FDA terkait penggunaan dan keamanan pelampung leher bayi. Demikian pula belum ada manfaat yang teruji terkait penggunaan pelampung ini pada terapi air anak.
- Penggunaan pelampung leher bayi dapat meningkatkan risiko kematian akibat tenggelam, kekurangan napas, ketegangan dan cedera pada leher bayi. Risiko bahkan lebih tinggi dialami oleh bayi dengan penyakit spina bifida atau atrofi atau penyakit bawaan lahir atrofi atau pengecilan otot tulang belakang.
Penting untuk dicatat, bayi bahkan bisa tenggelam hanya di ketinggian air 5 cm, tanpa pengawasan orang tua atau pengasuh walaupun hanya ditinggal selama beberapa menit saja. Adalah hal yang berbahaya bila bayi tersedak air kolam, karena bayi berisiko mengalami kesulitan bernapas. Sebenarnya jauh lebih aman untuk mengajak anak berenang tanpa menggunakan pelampung leher selama Anda selalu mendampingi dan menjaga anak setiap waktu.
Tips Mengajak Bayi Berenang dengan Aman
Apabila Anda memang tertarik untuk memperkenalkan bayi pada aktivitas berenang, maka perhatikan beberapa hal berikut agar bayi dapat berenang dengan aman:
- Bila usia bayi di bawah 6 bulan, maka pastikan suhu air kolam berada di suhu 32 derajat agar bayi tidak kedinginan dan terhindar dari hipotermia.
- Jaga agar kepala bayi tetap berada di atas selama berada di dalam air.
- Bayi dapat terinfeksi bakteri atau virus di kolam renang yang tidak dirawat dengan baik, jangan biarkan bayi sampai menelan air kolam.
- Jangan membawa bayi yang sedang diare untuk berenang, dan sebaiknya gunakan popok khusus untuk berenang selama mengajak bayi berenang.
- Lindungi kulit bayi dengan tabir surya sebelum berenang di bawah sinar matahari langsung, bahkan ketika langit sedang mendung sekalipun.
- Bayi berusia di bawah 12 bulan sebaiknya tidak berenang lebih dari 30 menit. Apabila bayi menunjukkan tanda-tanda kedinginan, maka segera angkat dari kolam renang dan bungkus badannya dengan handuk tebal yang hangat.
- Anak berusia di bawah 16 tahun sebaiknya tidak dibawa berenang atau berendam di spa air panas.
Selain tips di atas, pastikan Anda mempelajari bagaimana memberikan RJP (Resusitasi Jantung Paru) pada bayi sebelum mengajak bayi berenang. RJP sangat penting sebagai pertolongan pertama pada korban tenggelam demi meningkatkan peluang hidup. Jika kolam umum terlalu berisiko bagi Anda, Anda bisa memperkenalkan anak berenang di kolam renang angin di rumah, tentunya dengan pengawasan dan pendampingan penuh oleh orang tua atau pengasuh.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma
FDA (2022). Do Not Use Baby Neck Floats Due to the Risk of Death or Injury: FDA Safety Communication. Available from: https://www.fda.gov/medical-devices/safety-communications/do-not-use-baby-neck-floats-due-risk-death-or-injury-fda-safety-communication
Doheny, K. (2017). Experts: Neck Floaties Risky for Babies. Available from: https://www.webmd.com/parenting/news/20170815/neck-floaties-risky-for-babies
Lindberg, S. (2021). How to Teach Your Child to Swim. Available from: https://www.verywellfamily.com/teach-your-child-to-swim-4692478
WebMD (2021). Is It Safe for Babies to Swim?. Available from: https://www.webmd.com/baby/is-it-safe-for-babies-to-swim
Pregnancy Birth&Baby (2020). Babies and swimming. Available from: https://www.pregnancybirthbaby.org.au/babies-and-swimming
Boyle, C. (2019). 8 Benefits of Infant Swim Time. Available from: https://www.healthline.com/health/parenting/infant-swimming